Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Manggarai, Nikolaus Nama Payon, S.Ag, mengatakan sebagai institusi mengawal moral budaya dan etis religius bangsa, Kementerian Agama mempunyai tujuh program prioritas yang menginspirasi setiap tindakan, untuk memastikan Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) tetap utuh.
Lebih lanjut, ia mengatakan salah satu dari tujuh program prioritas tersebut adalah Moderasi Beragama. Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Ekstremisme, radikalisme, ujaran kebencian, hingga retaknya hubungan antarumat beragama, merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini.
Di jelaskan oleh Kakan Niko Payon, bahwa moderasi beragama tercermin dalam empat komitmen, yaikni komitmen kebangsaan yang menjunjung keberagaman, toleransi yang menghargai perbedaan keyakinan, penolakan terhadap segala bentuk kekerasan atas nama agama, serta penerimaan dan akomodasi terhadap kekayaan budaya dan tradisi yang ada dalam masyarakat.
“Empat pilar ini mampu menavigasi antara dua ancaman utama dalam konteks berbangsa dan bernegara yaitu ekstremisme dan liberalisme. Ekstremisme ditandai oleh sikap absolutisme, fanatisme yang tinggi, dan pandangan eksklusif yang menghakimi orang lain dan liberalisme memiliki dampak negatif pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini sering kali menjadi penyebabnya konflik,” ungkap Kakan Nikolaus dalam sambutannya.
Oleh karena itu, dirinya mengajak seluruh undangan yang hadir dalam kegiatan saling bersinergi mendukung keutuhan Indonesia, khususnya menjelang pesta demokrasi pada Februari 2024, agar nuansa dan dinamika politiknya bekenan dengan pencanangkan 2023 sebagai Tahun Kerukunan oleh Menteri Agama.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan, Imelda Wini Kaka, S.Ag, mengatakan dalam rangka tahun politik 2024, dialog kerukunan penting dilaksanakan, dengan melibatkan berbagai elemen yang dianggap penting dan representatif agama Katolik dalam perhelatan politik di tahun mendatang.
“Kegiatan ini untuk memberi garis yang jelas terkait peran dari masing-masing peserta dan lembaga untuk menjaga kerukunan umat beragama menjelang perhelatan politik tahun 2024, terlebih bagaimana menghadirkan Pemilu di Kabupaten Manggarai yang demokratis, jujur, adil, dan damai,” tuturnya.
Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Seksi Urusan Agama Katolik, Yohanes Masgur, SS, Kepala Seksi Pendidikan Katolik, Venantius Jongurlin, S.Ag, Penyelenggara Kristen, Febrianti E. Riwu, S.Sos, dan Romo Hironimus Bandur, selaku narasumber dalam kegiatan tersebut.(RLS)