AgamaNews

Penguatan Moderasi Beragama dalam Bina Iman Katolik bagi Peserta Didik SMAS Leona Fatukmetan Lotas

PUSARAN.CO – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Malaka, Herman Yosep Reda Lete, S.Ag., M.A.B., hadir membuka kegiatan Pembinaan Iman Katolik bagi Peserta Didik SMA Swasta Leona Fatukmetan Lotas bertempat di Pastoran Paroki St. Mikhael Biudukfoho, pada Senin (27/3/2023).

Pembinaan iman yang mengusung tema ‘Penguatan Moderasi Beragama’ ini menghadirkan Pastor Rekan Paroki St. Mikhael Biudukfoho, RD Yohanes Fransiskus Mali, sebagai pemberi materi pembinaan.

Dalam sambutannya ketika membuka kegiatan, Kakankemenag Kab. Malaka memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang moderasi beragama. Dirinya mengungkapkan bahwa moderasi beragama adalah program prioritas Kementerian Agama yang bertujuan membentuk generasi dan menyadarkan umat untuk hidup berdampingan dengan siapa saja. Moderasi beragama berarti berada di tengah-tengah, tidak berat ke kiri menjadi radikal dan tidak berat ke kanan menjadi ekstremis.

“Bukan agama yang dimoderasi melainkan cara beragama yang patut dimoderasi sebab agama pada hakikatnya mengandung nilai-nilai toleransi dan moderat. Selama ini dalam keseharian terdapat pengalaman beragama yang tidak sesuai standar sehingga melahirkan praktik-praktik hidup beragama yang keliru. Oleh karena itu, moderasi beragama penting untuk membimbing kita sekalian untuk menghayati dan mengamalkan sikap beragama yang benar,” tegas Herman Yosep menggarisbawahi.

Menurutnya, moderasi beragama juga mengajarkan orang untuk menjadi manusia yang menghargai orang lain, bersikap toleran, dan bukan untuk menyeragamkan melainkan mencintai perbedaan sebagai kekayaan yang menyatukan.

“Jadilah orang beragama yang integral, memahami dan memercayai agamanya sebagai yang baik dan benar. Kalau kita pahami agama secara sungguh-sungguh mustahil jika bersikap intoleran. Menjadi Katolik, berarti menjadi orang Katolik yang utuh, yang percaya bahwa agama Katolik adalah yang benar begitu pula dengan Kristen, Islam, dan agama lainnya. Jangan menyamaratakan semua agama, kita akan terjebak pada bahaya sinkretisme. Kita semua berjalan pada jalan yang benar menuju kebenaran yang absolut, yakni Tuhan sendiri,” pesan beliau.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kasi Penkat, Petrus Bere Seran, S.Ag., Kasi Urakat, Drs. Matheus Mauk, para pengawas Pendidikan Agama Katolik, Kepala SMA Swasta Leona Fatukmetan Lotas, Gabriel Nahak Seran, A.Md., bersama seluruh guru dan peserta didik.(RLS)

Related Posts

Leave Comment